Pelayanan Buruk RSIA Dwi Sari Lubuklinggau

Lubuklinggau, LS- 6 April 2025 — Kasus pelayanan kesehatan yang mengecewakan kembali terjadi di Kota Lubuklinggau. Kali ini menimpa pasien bayi dari ibu Anita Yuningsih yang mendatangi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Dwi Sari pada Minggu, 6 April 2025. Alih-alih mendapatkan penanganan cepat dan profesional sebagaimana semestinya, sang ibu justru harus menghadapi pelayanan yang sangat buruk dan tidak manusiawi.

Kejadian bermula ketika Anita Yuningsih bersama suaminya, Niko Doni Saputra, membawa anak mereka yang sedang sakit ke RSIA Dwi Sari. Setelah melakukan pendaftaran di bagian administrasi dan mendapatkan nomor antrean 07, mereka mengira pelayanan akan segera diberikan. Namun yang terjadi justru sebaliknya — mereka dipaksa menunggu lebih dari dua jam tanpa adanya kejelasan atau pemanggilan dari petugas.

Ironisnya, ketika ditanyakan kembali ke bagian administrasi mengenai giliran pelayanan, jawaban yang diberikan justru semakin membuat kesal. Pihak administrasi berdalih bahwa pasien belum melakukan laporan, padahal dari awal sudah tercatat dengan nomor antrean 07 resmi.

“Kami sudah daftar, sudah dapat nomor antrean 07, tapi dibiarkan menunggu dua jam lebih tanpa kepastian. Kami bukan datang untuk main-main, ini anak saya yang sedang sakit! Tapi pelayanan mereka seperti tidak punya hati nurani,” tegas Niko Doni Saputra kepada wartawan dengan nada geram.

Lebih memperihatinkan lagi, menurut keterangan Niko, saat mereka menunggu, dokter yang seharusnya menangani pasien malah tidak berada di tempat. Bahkan setelah dokter keluar dari ruangannya, anaknya tetap tidak dipanggil untuk diperiksa.

“Kalau seperti ini, di mana letak profesionalisme mereka sebagai tenaga medis? Kami datang untuk mendapatkan pertolongan, bukan untuk dipermainkan. Kalau memang tidak sanggup melayani masyarakat, jangan buka rumah sakit!” kecam Niko dengan penuh emosi.

Ia juga mendesak Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau agar segera turun tangan dan tidak tutup mata atas persoalan ini. “Saya minta Dinas Kesehatan jangan hanya duduk di belakang meja. Harus turun langsung, cek rumah sakit yang pelayananannya buruk. Jangan tunggu viral dulu baru bergerak. Ini menyangkut nyawa orang!”

Niko bahkan mendesak agar RSIA Dwi Sari diberikan sanksi tegas, atau bila perlu dilakukan audit total terhadap sistem pelayanan rumah sakit tersebut.

“Saya ingin kasus ini jadi perhatian serius. Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap fasilitas kesehatan di kota ini. Kalau kejadian ini terus dibiarkan, bagaimana nasib warga yang butuh pertolongan medis cepat? Apakah harus ada korban dulu baru diperbaiki?” tambahnya dengan penuh kekecewaan.

Peristiwa ini menjadi cerminan bahwa pengawasan terhadap pelayanan rumah sakit swasta di Kota Lubuklinggau masih sangat lemah. Seharusnya rumah sakit menjadi tempat yang nyaman dan menyelamatkan, bukan justru menjadi ladang kelalaian dan pengabaian pasien.

Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau diharapkan segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan menindaklanjuti laporan dari keluarga pasien secara serius. Jangan sampai kelalaian ini terulang kembali dan menambah daftar panjang pelayanan kesehatan buruk di kota ini.(*)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama